Perang Rusia-Jepang
Perang Rusia-Jepang (10 Februari 1904 – 5 September 1905) adalah konflik yang sangat berdarah yang tumbuh dari persaingan antara ambisi imperialis Rusia dan Jepang di Manchuria dan Korea. Peperangan ini utamanya terjadi karena perebutan kota Port Arthur dan Jazirah Liaodong, ditambah dengan jalur rel dari pelabuhan tersebut ke Harbin. Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Asal-mula perang
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, berbagai negara Barat bersaingan memperebutkan pengaruh, perdagangan dan wilayah di Asia Timur sementara Jepang berjuang untuk menjadi sebuah negara modern yang besar. Lokasi Jepang mendorongnya untuk memusatkan perhatian pada Dinasti Choson Korea dan Dinasti Qing di Tiongkok utara, sehingga membuat negara itu bersaingan dengan tetangganya, Rusia. Upaya Jepang untuk menduduki Korea menyebabkan pecahnya Perang Tiongkok-Jepang.Kekalahan yang dialami Jepang dalam perang itu menyebabkan ditandatanganinya Perjanjian Shimonoseki (17 April 1895). Dengan perjanjian itu Tiongkok melepaskan klaimnya atas Korea, dan menyerahkan Taiwan dan Lüshunkou (sering disebut Port Arthur). Namun, tiga kekuatan Barat (Rusia, Kekaisaran Jerman dan Republik Ketiga Prancis ) melalui Intervensi Tiga Negara pada 23 April 1895 menekan Jepang untuk menyerahkan Port Arthur, dan belakangan Rusia (tahun 1898) merundingkan penyewaan pangkalan Angkatan Laut selama 25 tahun dengan Tiongkok. Sementara itu, pasukan-pasukan Rusia menduduki sebagian besar wilayah Manchuria dan Rusia maupun Jepang berusaha mengambil alih Korea.
Setelah gagal mendapatkan perjanjian yang menguntungkannya dengan Rusia, Jepang mengirimkan sebuah ultimatum pada 31 Desember 1903, memutuskan hubungan diplomatik pada 6 Februari, dan mulai menyerang dua hari kemudian. Kedua pihak mengeluarkan pernyataan perang pada 10 Februari. Di bawah hukum internasional, serangan Jepang tidak dapat dianggap sebagai serangan tersembunyi, karena ultimatum telah dikeluarkan. Namun demikian, setelah serangan Pearl Harbor, seringkali dikatakan bahwa ini adalah salah satu contoh betapa Jepang suka melakukan serangan mendadak.
[sunting] Peperangan
[sunting] Perang tahun 1904
Port Arthur, di Jazirah Liaodong di selatan Manchuria, telah diperkuat Rusia hingga menjadi sebuah pangkalan Angkatan Laut besar. Jepang membutuhkan kekuasaan laut untuk berperang di daratan Asia, karena itu tujuan militer pertama mereka adalah menetralkan armada Rusia di Port Arthur. Pada 8 Februari malam, armada Jepang di bawah pimpinan Admiral Heihachiro Togo memulai peperangan dengan sebuah serangan torpedo mendadak pada kapal-kapal Rusia di Port Arthur, sehingga membuat dua kapal perang Rusia rusak parah. Serangan-serangan itu berkembang menjadi Pertempuran Port Arthur esok paginya. Serangkaian pertempuran laut yang tidak memberikan hasil yang menentukan pun terjadi. Pada kesempatan itu, Jepang tidak berhasil menyerang Rusia dengan menggunakan meriam-meriam darat dari pelabuhan, dan armada Rusia menolak untuk meninggalkan pelabuhan itu dan pergi ke laut terbuka, khususnya setelah kematian Admiral Stepan Osipovich Makarov pada 13 April. Pertempuran-pertempuran ini memberikan perlindungan bagi sebuah pasukan Jepang untuk mendarat dekat Incheon di Korea, dan dari sana mereka menduduki Seoul dan berikutnya seluruh Korea. Pada akhir April, tentara Jepang di bawah Kuroki Itei bersiap-siap menyeberangi sungai Yalu ke Manchuria yang saat itu diduduki Rusia.Sebagai jawaban terhadap strategi Jepang yang memberikan kemenangan cepat untuk menguasai Manchuria, Rusia melakukan tindakan-tindakan penghalang untuk memperoleh cukup waktu untuk menunggu tibanya pasukan-pasukan tambahan yang datang melalui jalan kereta api Trans-Siberia yang panjang. Pada 1 Mei, pecahlah Pertempuran Sungai Yalu. Dalam pertempuran ini pasukan-pasukan Jepang menyerang sebuah posisi Rusia setelah mereka menyeberangi sungai itu tanpa menghadapi perlawanan. Ini adalah sebuah pertempuran besar pertama dari perang ini di daratan. Pasukan-pasukan Jepang bergerak maju dan mendarat di beberapa titik di pantai Manchuria, serta melakukan sejumlah pertempuran hingga memukul balik pasukan-pasukan Rusia ke Port Arthur. Pertempuran-pertempuran ini, termasuk Pertempuran Nanshan pada 25 Mei, ditandai oleh kekalahan besar Jepang dalam penyerangan kepada sejumlah posisi kuat Rusia, tetapi tentara Rusia tetap bersikap pasif dan tidak melakukan serangan balasan.
Di laut, perang ini sama brutalnya. Setelah penyerangan pada 8 Februari terhadap Port Arthur, pasukan Jepang berusaha mencegah pasukan Rusia menggunakan pelabuhan itu.
[sunting] Perang tahun 1905
[sunting] Daftar pertempuran
- 1904 Pertempuran Port Arthur, 8 Februari: [pertempuran laut] Tanpa keputusan
- 1904 Pertempuran Teluk Chemulpo, 9 Februari: [ertempuran laut] Jepang mengalahkan Rusia
- 1904 Pertempuran Sungai Yalu, 30 April sampai 1 Mei: Jepang mengalahkan Rusia
- 1904 Pertempuran Dairen, 30 Mei: Jepang mengalahkan Rusia
- 1904 Pertempuran Laut Kuning, 10 Agustus: [pertempuran laut] Jepang mengalahkan Rusia
- 1904 Pertempuran Laut Jepang, 14 Agustus: [pertempuran laut] Jepang mengalahkan Rusia
- 1904-1905 Pengepungan Port Arthur, 19 Agustus sampai 2 Januari: Jepang mengalahkan Rusia
- 1904 Pertempuran Liaoyang, 25 Agustus sampai 3 September: Jepang mengalahkan Rusia
- 1904 Pertempuran Sungai Sha-ho, 5 Oktober sampai 17 Oktober: Tanpa keputusan
- 1905 Pertempuran Sandepu, 26 Januari sampai 27 Januari: Tanpa keputusan
- 1905 Pertempuran Mukden, 21 Februari sampai 10 Maret: Jepang mengalahkan Rusia
- 1905 Pertempuran Tsushima, 27 Mei sampai 28 Mei [pertempuran laut]: Jepang mengalahkan Rusia
[sunting] Arti penting
Perang ini menandai bangkitnya kekuatan Aisa menandingi kekuatan Barat yang berkuasa di Tiongkok saat itu. Kemenangan ini membuat kekuatan Barat harus memperhitungkan Jepang dalam urusan politik di Asia. Selain itu, kemenangan ini memicu kebangkitan nasional di negara-negara Asia lainnya yang sedang terjajah oleh negara Eropa.Perang Rusia-Jepang | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||
Pihak yang terlibat | |||||||||
Kekaisaran Rusia | Kekaisaran Jepang | ||||||||
Komandan | |||||||||
Kaisar Nikolai II Aleksey Kuropatkin Stepan Makarov† | Kaisar Meiji Oyama Iwao Heihachiro Togo | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
500.000 tentara | 400.000 tentara | ||||||||
Jumlah korban | |||||||||
24.844 terbunuh; 146.519 luka-luka; 59.218 tahanan perang; penduduk sipil Tiongkok tak diketahui | 47.387 terbunuh; 173.425 luka-luka; penduduk sipil Tiongkok tak diketahui |
[sembunyikan] | |
---|---|
Port Arthur Pertama - Teluk Chemulpo - Sungai Yalu - Nanshan - Telissu - Motien Pass - Tashihchiao - Hsimucheng - Laut Kuning - Ulsan - Port Arthur Kedua - Liaoyang - Shaho - Sandepu - Mukden - Tsushima |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar