India kini menempati posisi teratas negara pengimpor senjata dan berhasil menggeser China. Posisi ini mencerminkan keinginan India menjadi negara terkuat dalam persenjataan di kawasan Asia.
Berdasarkan data yang dilansir Stockholm International Peace Research Institute, India menyumbang sembilan persen dari perdagangan senjata impor selama periode 2006-2010, dan menempatkan diri di posisi teratas sebagai negara pengimpor senjata dibandingkan China yang hanya menyumbang enam persen.
"Kalau merujuk daftar pesanan senjata, kita tahu bahwa dalam beberapa tahun mendatang India akan menjadi importir utama," kata Siemon Wezeman, analis di lembaga tersebut kepada pers, Minggu (13/3).
Namun saat dimintai konfirmasi, Juru bicara Departemen Pertahanan India Sitanshu Kar menolak mengomentari laporan tersebut.
Amerika Serikat tercatat sebagai eksportir senjata terbesar, diikuti oleh Rusia dan Jerman. India mengimpor senjata dari negara-negara tersebut bukan tanpa alasan. Investasi senjata ini dilakukan karena kekhawatiran atas sepak terjang China, tertutama di jalur-jalur perbatasan yang sering kali digunakan sebagai wilayah perdagangan.
India menghabiskan miliaran dolar untuk membeli jet tempur dan pesawat taktis lainnya untuk memodernisasi angakatan udara dan angkatan laut mereka. Ketegangan masalah perbatasan yang menyebabkan perang pada tahun 1962 dengan China hingga kini memang belum terselesaikan.
Belum lagi, India harus berhadapan dengan negara tetangga, Pakistan, yang telah memicu perang bertahun-tahun lamanya.
Anggaran pertahanan India untuk tahun mendatang mencapai 1,5 triliun rupee (US$3,25 Miliar) atau meningkat 40 persen dalam dua tahun belakangan ini. Mayoritas impor senjata dan perlengkapannya berasal dari Rusia.
Saat ini India menunggu pengiriman pesawat angkut militer senilai US$2,3 miliar dari Rusia dan enam kapal selam senilai US$4,5 miliar buatan Prancis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar