Seperti dilansir dari laman CNN, Minggu, 13 Maret 2011, antrean panjang terlihat di depan supermarket dan stasiun pengisian bahan bakar di Kota Sendai. Menurut salah satu koresponden CNN, Joey Jenkins, membutuhkan waktu hingga dua jam mengantri untuk mendapatkan BBM.
"Mereka telah mengantri entah sejak kapan untuk mendapatkan BBM, karena stasiun pengisian menggunakan pompa manual sejak listrik mati," ujar Jenkins sambil menambahkan daerah tersebut tidak teraliri listrik sejak tsunami terjadi.
Kota Sendai, prefektur Miyagi, yang terletak di timur pulau Honshu adalah salah satu yang terparah yang terkena bencana gempa dan tsunami. Sekolah-sekolah dan rumah sakit digunakan untuk tempat penampungan pengungsi.
Persediaan air minum di prefektur ini dilaporkan semakin menipis. Di beberapa toko bahkan telah habis.
Hal ini dialami oleh Akihiro Sato, pemilik supermarket di kota Shiroishi, Miyagi sebelah selatan, yang terpaksa berdagang di tepi jalan karena tokonya berantakan akibat gempa dan tsunami. Seperti dilansir dari laman The Wall Street Journal, dia mengatakan sebanyak 1.000 botol air minum habis terjual dalam waktu hanya dua jam.
Dia mengaku persediaan makin menipis, dan membutuhkan waktu hingga sebulan untuk mendapatkan kembali pasokan yang baru. "Tapi toko kami akan tetap buka sampai tidak ada lagi yang bisa dijual," ujar Akihito.
Kekhawatiran kekurangan air minum juga dialami oleh para penduduk di kota Sukagawa, prefektur Fukushima. Para relawan di kota ini menjatah setiap keluarga sepuluh liter air minum setiap harinya untuk menjaga persediaan air.
"Pasokan air terhenti, dan tentu saja, air adalah kebutuhan penting untuk kelangsungan hidup," ujar Sachiyo Ando yang tengah mengantri jatah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar